Anggaran riset Indonesia masih sangat minim. Dalam buku Proyeksi Ekonomi Indonesia 2017 yang bertajuk Menguji Ketangguhan Ekonomi Indonesia disebutkan bahwa anggaran riset hanya 0,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini jauh di bawah anggaran riset negara lainnya.
Rendahnya anggaran riset tersebut, menurut INDEF mencerminkan bahwa upaya pegembangan teknologi industri di Tanah Air belum menjadi agenda besar nasional. Berbagai upaya pemerintah di masa lalu seringkali tidak konsisten dalam mendukung pengembangan teknologi. Contohnya pengembangan mobil nasional yang tidak berjalan serta masih impornya alat dan mesin-mesin untuk industri.
Tidak berjalannya proses pengadopsian pengembangan teknologi, khususnya sektor industri membuat Indonesia terjebak dalam lingkaran ketergantungan pada negara-negara lain. Agar dapat keluar dari jebakan tersebut pemerintah harus serius melakukan pengembangan teknologi dengan meningkatkan anggaran riset. Salah satunya dengan mewajibkan transfer teknologi dan pengetahuan bagi investor asing yang masuk ke Indonesia. Dengan anggaran riset yang tinggi, Korea Selatan berhasil menjelma menjadi raksasa teknologi dunia.