Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Kutai Barat, pada 2023 mencapai Rp39,34 triliun. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 5,82% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp43,41 triliun .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2020 pasca covid tercatat turun 2,87%.
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 177,01 ribu jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp222,08 juta/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 20.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertambangan dan penggalian menjadi unggulan.
Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Kutai Barat merupakan sektor andalan dan menyumbang kontribusi terbesar PDRB pada 2023 lalu dengan nilai mencapai Rp19,38 jutajuta. PDRB ini tumbuh 4,86% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat Rp25,13 jutajuta.
Setelahnya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 2,36% menjadi Rp5,5 jutajuta kemudian diurutan berikutnya diikuti oleh sektor konstruksi tumbuh 14,23% menjadi Rp4,77 jutajuta.
Selain itu, sektor lainnya yang memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah industri pengolahan dengan PDRB Rp2,31 jutajuta.
Distribusi PDRB di Kabupaten Kutai Barat pada 2023
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Kutai Barat ini adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi mencapai 54,59%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, dan sektor industri pengolahan.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi,Sektor Jasa Perusahaan,Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dan Sektor Pengadaan Listrik dan Gas.