Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengusulkan anggaran untuk kementeriannya sebesar Rp9,38 triliun pada 2025.
Angka ini naik dibandingkan dengan nominal dalam Surat Bersama Pagu Indikatif (SBPI) Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas yang menetapkan Pagu Indikatif Kementerian ESDM Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp3,91 triliun.
“Pagu indikatif ini terdiri dari dana Rupiah Murni Rp3,13 triliun, PNBP Unit Penghasil sebesar Rp282,01 miliar, dan BLU sebesar Rp493,58 miliar,” kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR, Rabu (5/6/2024).
Ia menyampaikan, SBPI 2024 belum mencakup PNBP Royalti Minerba sebesar Rp1,19 triliun dan Penjualan Hasil Tambang (PHT) senilai Rp4,57 triliun. Keduanya akan digunakan untuk pembangunan Pipa Cisem dan Dusem.
"Rencana kerja Kementerian ESDM 2025 mempertimbangkan pemenuhan anggaran yang bersifat wajib, seperti gaji, operasional kantor, PNPB, dan BLU untuk unit dan alokasi anggaran fungsi pendidikan,” kata Arifin.
Lalu anggaran sebesar Rp9,38 triliun untuk tahun depan akan didistribusikan ke setiap unit-unit di lingkungan Kementerian ESDM dengan rincian sebagai berikut:
- Ditjen Minyak dan Gas Bumi: Rp4,82 triliun
- BPSDM ESDM: Rp994,6 miliar
- Ditjen Mineral dan Batubara: Rp742,12 miliar
- Dewan Energi Nasional: Rp654,03 miliar
- Sekretariat Jenderal: Rp565,72 miliar
- BPH Migas: Rp555,98 miliar
- Ditjen Ketenagalistrikan: Rp491,52 miliar
- Badan Geologi: Rp254,29 miliar
- Inspektorat Jenderal: Rp140,6 miliar
- BPMA: Rp94,12 miliar
- Ditjen EBTKE: Rp63,77 miliar
Kendati demikian, Arifin menyebut, Pagu Indikatif 2025 masih belum mengakomodir beberapa kegiatan prioritas, seperti pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga sebanyak 100 ribu sambungan rumah, konverter kit (konkit) untuk petani 10 ribu paket, dan konkit untuk nelayan 15 ribu paket.
(Baca: Subsidi Energi 2023 Capai Rp159 Triliun, Terbesar untuk BBM dan LPG)