Sejak 2022 sejumlah lembaga internasional menyatakan dunia menghadapi risiko resesi, lantaran meletusnya perang Rusia-Ukraina yang disusul kenaikan harga energi dan lonjakan inflasi di banyak negara.
Kendati demikian, tampaknya hanya sedikit masyarakat Indonesia yang mencemaskan hal tersebut. Menurut pantauan Jajak Pendapat (Jakpat) dan Continuum, dari seribu lebih orang yang disurvei, hanya ada 5% yang khawatir akan resesi.
Dari kelompok responden yang khawatir itu, mayoritas atau 81,9% cemas resesi akan menimbulkan kenaikan harga.
Kemudian 69% khawatir resesi bakal membuat pendapatannya berkurang, 62,8% mencemaskan adanya krisis energi, dan 60,3% khawatir akan kelangkaan bahan pokok.
Ada juga 59,9% yang khawatir sulit mendapat pekerjaan, dan 58,5% takut terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) apabila resesi terjadi.
Survei ini dilakukan secara online terhadap 1.434 responden di Indonesia pada 25-26 November 2022. Tingkat toleransi kesalahan survei (margin of error) sebesar 3%.
(Baca: Riset: Warga RI Tak Takut Resesi, Justru Tak Suka Influencer Penyebar Ketakutan)