Kelompok militan Houthi dari Yaman mengklaim telah menembakkan rudal ke wilayah Israel pada Selasa (31/10/2023).
"Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan dalam siaran televisi bahwa mereka telah meluncurkan sejumlah besar rudal balistik dan drone ke arah Israel, dan akan ada lebih banyak serangan serupa untuk membantu Palestina meraih kemenangan," seperti diberitakan Reuters, Rabu (1/11/2023).
Namun, pihak militer Israel mengklaim sudah mencegat rudal tersebut.
"Sistem pertahanan udara Arrow (milik Israel) mencegat rudal yang diluncurkan dari wilayah Laut Merah. Rudal tersebut diyakini diluncurkan oleh kelompok Houthi di Yaman, yang didukung Iran," seperti diberitakan The Times of Israel, Selasa (31/10/2023).
(Baca: Jika Perang Tak Meluas, Bank Dunia Prediksi Harga Minyak Menurun)
Lantas, siapakah kelompok Houthi itu?
Menurut laporan Understanding the Houthi Faction in Yemen dari Lawfare Institute, Houthi adalah kelompok oposisi politik di Yaman yang muncul sejak awal tahun 1990-an.
Kemudian sejak tahun 2000-an kelompok Houthi berkembang hingga memiliki organisasi militer sendiri.
Mereka lantas berperang dengan pemerintah resmi Yaman, berhasil menguasai sebagian wilayah Yaman, bahkan beberapa kali menyerang wilayah negara tetangganya seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
"Houthi bertransformasi dari kelompok pemberontak kecil di ujung utara Yaman, menjadi peserta sentral dalam konflik regional yang mungkin paling signifikan dalam sejarah Semenanjung Arab dan Arab modern," kata Lawfare Institute.
"Sejak tahun 2011 Houthi mulai menguasai Sa'dah, sebuah provinsi yang terpinggirkan di Yaman, dan kini menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman, termasuk ibu kota negara Yaman dan institusi-institusinya," lanjutnya.
(Baca: Ini Deretan Konflik Timur Tengah yang Guncang Pasar Minyak Global)
Adapun menurut data yang dihimpun Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), selama periode 2010-2022, satu-satunya negara yang tercatat pernah memasok senjata untuk kelompok Houthi adalah Iran.
SIPRI menemukan pada 2015 ada satu kontrak pengiriman senjata asal Iran untuk kelompok Houthi, senjatanya berupa rudal balistik jenis Qiam-1.
Selain itu, tak ada lagi kontrak senjata spesifik untuk Houthi yang datanya terbuka dan bisa diakses publik.
SIPRI juga menemukan ada 25 kontrak pengiriman senjata lain ke Yaman selama periode 2010-2022.
Negara asal pengirimnya berbeda-beda, mulai dari Uni Emirat Arab (UEA), Amerika Serikat (AS), Afrika Selatan, Arab Saudi, Belarus, Ceko, Yordania, Rusia, dan lain-lain, dengan jumlah kontrak seperti terlihat pada grafik.
Namun, sebagian kontrak pengiriman senjata itu ditujukan untuk pemerintah resmi Yaman, dan sebagian kontrak lainnya tidak mencatat pihak penerima senjata secara rinci.
SIPRI mengumpulkan data ini dari beragam sumber yang bisa diakses publik, mulai dari pemberitaan media massa, laporan tahunan perusahaan senjata, laporan ekspor-impor senjata, hingga dokumen kebijakan negara.
(Baca: Daftar Negara Pemasok Senjata untuk Israel, AS Teratas)