Optimisme konsumen Indonesia melemah sepanjang Januari-Maret atau kuartal I 2025.
Hal ini terlihat dari turunnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dirilis Bank Indonesia (BI).
(Baca: Manufaktur RI Ekspansif Maret 2025, Banyak Negara Lain Melemah)
BI menyusun IKK dari hasil survei terhadap 4.600 rumah tangga yang tersebar di 18 kota besar Indonesia.
Indikator yang disurvei meliputi persepsi konsumen tentang kondisi ekonomi, penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, pembelian barang tahan lama (durable goods), dan kegiatan usaha.
Indeks di atas 100 menunjukkan kondisi konsumen yang optimistis, sedangkan indeks di bawah 100 menunjukkan kondisi pesimistis.
Sebelumnya, pada Desember 2024 IKK sempat berada di level 127,7.
Namun, selama kuartal I 2025 IKK turun tiga bulan berturut-turut, hingga menjadi 121,13 pada Maret 2025 seperti terlihat pada grafik.
Angka tersebut menunjukkan konsumen Indonesia secara umum masih optimistis, tapi tingkat optimismenya berkurang.
(Baca: Kasus PHK Awal 2025 Lebih Banyak dari Awal Tahun Lalu)
Turunnya IKK pada kuartal I 2025 beriringan dengan turunnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
IKE, indeks yang mencerminkan persepsi konsumen tentang kondisi perekonomian aktual, turun dari level 116 (Desember 2024) menjadi 110,6 (Maret 2025).
IKE turun karena ada penurunan optimisme terkait penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama (durable goods).
Kemudian IEK, yang mencerminkan ekspektasi konsumen untuk 6 bulan mendatang, turun dari level 139,5 (Desember 2024) menjadi 131,7 (Maret 2025).
IEK turun karena ada penurunan optimisme terkait ekspektasi penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha dalam 6 bulan ke depan.
(Baca: Banyak Ahli Nilai Ekonomi Indonesia Memburuk Awal 2025)