Melalui laporan Asian Development Outlook (ADO) April 2025, Asian Development Bank (ADB) membagikan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia Tenggara.
Angka tertinggi dikantongi oleh Vietnam, Kamboja, dan Filipina dengan proyeksi pertumbuhan kompak di atas 6% pada 2025 dan 2026.
>
Rinciannya, Vietnam sebesar 6,6% pada 2025 dan 6,5% pada 2026; Kamboja sebesar 6,1% pada 2025 dan 6,2% pada 2026; dan Filipina sebesar 6% pada 2025 dan 6,1% pada 2026. Di antara tiga besar ini, ekonomi Kamboja dan Filipina yang diprediksi menguat hingga tahun depan.
"Di Filipina, pertumbuhan diperkirakan meningkat menjadi 6,0% pada 2025 dan 6,1% pada 2026, didorong oleh inflasi yang mereda, peningkatan lapangan kerja, dan remitansi yang stabil, yang akan mendorong pengeluaran rumah tangga," tulis ADB dalam laporannya, dikutip pada Kamis (10/4/2025).
ADB menambahkan, pelaksanaan proyek infrastruktur publik yang sedang berlangsung juga diperkirakan akan mendukung pertumbuhan negara tersebut.
Sementara, prediksi untuk Indonesia tergolong cukup tinggi dengan menempati posisi keempat. Adapun persentasenya, yakni 5% pada 2025 dan 5,1% pada 2026.
"Kebijakan fiskal dan moneter yang lebih longgar akan mendukung pertumbuhan, bersama dengan pelaksanaan program prioritas baru pemerintah," tulis ADB menjelaskan faktor pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di bawah Indonesia ada Malaysia dengan angka proyeksi 4,9% pada 2025 dan 4,8% pada 2026. Pertumbuhan di Malaysia diproyeksikan melambat karena melemahnya permintaan global yang berdampak pada pertumbuhan ekspor. Kondisi serupa diprediksi untuk Vietnam.
Perlambatan juga diprediksi bakal terjadi di Singapura, dari 4,4% pada 2024 menjadi 2,6% pada 2025 dan 2,4% pada 2026. ADB menyebut, ini karena ekspor yang melambat akibat ketidakpastian perdagangan global dan melemahnya permintaan eksternal, yang diperkirakan akan menekan pertumbuhan.
Senada terhadap Brunei Darussalam, pertumbuhan diperkirakan akan melambat dari 4,2% pada 2024 menjadi 2,5% pada 2025 dan 2% pada 2026. Faktor utamanya karena penurunan sektor minyak dan gas seiring turunnya harga minyak global.
ADB memprediksi rerata pertumbuhan Asia Tenggara di level 4,7% baik pada 2025 maupun 2026. Turun tipis dari estimasi 2024 yang sebesar 4,8%.
"Prospek Asia Tenggara akan dipengaruhi oleh permintaan domestik yang kuat dan peningkatan jumlah wisatawan secara bertahap. Ekonomi kawasan ini diproyeksikan tetap solid," tulis ADB.
(Baca juga: Proyeksi ADB: Pertumbuhan Ekonomi RI 5%, Inflasi 2% pada 2025)