Kinerja Sektor Manufaktur RI Turun 12 Tahun Beruntun

Ekonomi & Makro

Premium

Adi Ahdiat 01/08/2024 11:48 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Kontribusi Sektor Industri Manufaktur terhadap PDB Indonesia (2010-2023)*

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Dapatkan lebih banyak konten Premium dan akses ke fitur-fitur khusus buat pelanggan.

Mulai dari

Rp50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Dapatkan akses instan ke artikel “Kinerja Sektor Manufaktur RI Turun 12 Tahun Beruntun”.

Rp5.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Kontribusi Sektor Industri Manufaktur terhadap PDB Indonesia (2010-2023)*

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan kontribusi sektor industri pengolahan atau manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia terus menurun.

"Ini tidak bagus untuk perekonomian Indonesia, karena industri manufaktur sangat penting untuk negara berkembang, seperti Indonesia," kata Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti, disiarkan CNNIndonesia.com (30/7/2024).

(Baca: Permintaan Melemah, Indeks Manufaktur RI Turun Kuartal II 2024)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor manufaktur memang kian berkurang.

Pada 2010 sektor tersebut masih mampu berkontribusi 22,04% terhadap PDB atas dasar harga konstan (ADHK), dan sempat naik menjadi 22,06% pada 2011.

Namun, setelah itu kontribusinya terus melemah. Tren penurunan terjadi selama 12 tahun berturut-turut sejak 2012, hingga kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB ADHK menjadi 20,39% pada 2023.

Menurut Ronny P. Sasmita, analis dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution, penurunan kinerja manufaktur bisa berdampak pada berkurangnya penyerapan tenaga kerja.

"Penurunan aktivitas manufaktur tentu sangat berbahaya bagi perekonomian kita, di saat sektor jasa juga belum berkembang baik. Sektor manufaktur adalah bagian utama dari modernisasi ekonomi, karena menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar di satu sisi, dan membutuhkan skill khusus di sisi lain," kata Ronny, disiarkan CNNIndonesia.com (30/7/2024).

Ronny menilai ada banyak faktor yang membebani kinerja manufaktur Indonesia, seperti ketertinggalan teknologi yang membuat biaya produksi mahal dan produk kurang kompetitif, minimnya dukungan pemerintah, banyaknya produk impor, serta minimnya riset dan pengembangan produk.

"Semua sebab tersebut membuat produk manufaktur dalam negeri menjadi kalah bersaing dengan produk impor. Harganya menjadi jauh lebih mahal," kata Ronny.

(Baca: Ini Industri Pengolahan dengan Nilai Tambah Terbesar di RI)

Editor : Adi Ahdiat

Data Terkait

Info Gempa Selasa, 22 Oktober 2024 di Tanggamus 3,6 M, Tak Berpotensi Tsunami

Gunung Semeru Kembali Erupsi Malam Ini (Selasa, 22 Oktober 2024)

IHSG Ditutup Menguat Setelah Terbentuk Kabinet Baru (Senin, 21 Oktober 2024)

Indeks Pembangunan Kebudayaan Nasional Naik ke Level 57,13 pada 2023

5 Menteri Terkaya Era Jokowi hingga Prabowo

Harga Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga di Kabupaten Gorontalo Bulan September Naik 1,24%

Data Stories Terkini

Info Gempa Selasa, 22 Oktober 2024 di Tanggamus 3,6 M, Tak Berpotensi Tsunami Lingkungan 22/10/2024, 1:12 WIB

Gunung Semeru Kembali Erupsi Malam Ini (Selasa, 22 Oktober 2024) Demografi 22/10/2024, 0:40 WIB

Prakiraan Cuaca di Manado 21-30 Okt/24 Demografi 21/10/2024, 22:36 WIB

Prakiraan Cuaca di Manokwari 21-30 Okt/24 Demografi 21/10/2024, 21:36 WIB

IHSG Ditutup Menguat Setelah Terbentuk Kabinet Baru (Senin, 21 Oktober 2024) Pasar 21/10/2024, 19:10 WIB

Harga Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga di Kabupaten Gorontalo Bulan September Naik 1,24% Ekonomi & Makro 21/10/2024, 18:59 WIB

Unduh

Sumber

Data Populer

Lihat Semua

Kinerja Sektor Manufaktur RI Turun 12 Tahun Beruntun

Tags

Data Terkait

Info Gempa Selasa, 22 Oktober 2024 di Tanggamus 3,6 M, Tak Berpotensi Tsunami

Gunung Semeru Kembali Erupsi Malam Ini (Selasa, 22 Oktober 2024)

IHSG Ditutup Menguat Setelah Terbentuk Kabinet Baru (Senin, 21 Oktober 2024)

Indeks Pembangunan Kebudayaan Nasional Naik ke Level 57,13 pada 2023

5 Menteri Terkaya Era Jokowi hingga Prabowo

Harga Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga di Kabupaten Gorontalo Bulan September Naik 1,24%

Data Stories Terkini

Data Populer

Harga Gas Alam Dunia Turun Menuju Level US$ 2,24 per Mmbtu (Senin, 21 Oktober 2024)

Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp. 15.491,6 per Dolar AS (Jumat, 18 Oktober 2024)

Harga Minyak Dunia Naik ke US$ 73,26 per Barel (Senin, 21 Oktober 2024)

Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Naik Menuju Level US$ 17.025 per Ton (Jumat, 18 Oktober 2024)

Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan Pagi Hari Diperdagangkan US$ 573,1 Bushel (Senin, 21 Oktober 2024)

Kinerja Sektor Manufaktur RI Turun 12 Tahun Beruntun

Tags

Data Terkait

Info Gempa Selasa, 22 Oktober 2024 di Tanggamus 3,6 M, Tak Berpotensi Tsunami

Gunung Semeru Kembali Erupsi Malam Ini (Selasa, 22 Oktober 2024)

IHSG Ditutup Menguat Setelah Terbentuk Kabinet Baru (Senin, 21 Oktober 2024)

Indeks Pembangunan Kebudayaan Nasional Naik ke Level 57,13 pada 2023

5 Menteri Terkaya Era Jokowi hingga Prabowo

Harga Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga di Kabupaten Gorontalo Bulan September Naik 1,24%

Data Stories Terkini

Topik Trending

bencana hidrometeorologi

erupsi

Data Populer

Harga Gas Alam Dunia Turun Menuju Level US$ 2,24 per Mmbtu (Senin, 21 Oktober 2024)

Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp. 15.491,6 per Dolar AS (Jumat, 18 Oktober 2024)

Harga Minyak Dunia Naik ke US$ 73,26 per Barel (Senin, 21 Oktober 2024)

Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Naik Menuju Level US$ 17.025 per Ton (Jumat, 18 Oktober 2024)

Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan Pagi Hari Diperdagangkan US$ 573,1 Bushel (Senin, 21 Oktober 2024)