Harga-harga komponen penyumbang inflasi makanan di Kota Yogyakarta pada Agustus turun 0,88%. Angka ini meski turun, namun tetap lebih tinggi dibandingkan penurunan yang tercatat di bulan sebelumnya turun 1,28%. Di antara sembilan kelompok inflasi yang diukur di daerah ini, kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang -0,55% inflasi daerah ini.
(Baca: Pengeluaran Penduduk Kabupaten Tabalong untuk Membeli Nasi Goreng Rp3.616,04 per Kapita per Minggu)
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) makanan, minuman dan tembakau di Kota Yogyakarta berada di level 108,91 pada Agustus 2024, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 109,88.
Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, inflasi makanan, minuman dan tembakau telah turun 10.55% (year on year/yoy). Sementara jika dibandingkan dengan posisi awal tahun, harga-harga komponen penyumbang inflasi di Kota Yogyakarta telah mengalami pertumbuhan -0,07% (year to date/ytd).
Dibandingkan dengan 11 kelompok lainnya, inflasi kelompok ini berada di urutan sembilan.
(Baca: Penduduk Kabupaten Pandeglang Mengeluarkan Rp2.480,07 per Kapita per Minggu untuk Membeli Minuman Jadi)
Berikut ini inflasi subkelompok makanan, minuman dan tembakau yang di ukur BPS per Agustus di Kota Yogyakarta :
- Kelompok rokok dan tembakau 0,22%
- Kelompok makanan, minuman dan tembakau -0,55%
- Kelompok makanan -0,88%
- Kelompok minuman yang tidak beralkohol 1,96%
Dibandingkan dengan 150 kabupaten/kota lain, inflasi makanan, minuman dan tembakau tertinggi terjadi di Kabupaten Mesuji turun 1,62% dengan IHK sebesar 113.66 dan terendah terjadi di Kota Malang turun 0,98% dengan IHK sebesar 108.27. Sementara untuk Kota Yogyakarta ini menempati urutan 83.
Realisasi inflasi Indonesia sebesar 0,12% secara bulanan dan -23,07% secara tahunan. Meski tercatat lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulanan sebelumnya, tingkat inflasi bulanan ini tidak setinggi periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 3,28%.