KLHK: Jumlah Titik Panas di Indonesia Capai 533 Dalam 24 Jam Terakhir (Minggu, 11 Agustus 2024)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 533 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 148 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Minggu (11/8/2024) pukul 16.08 WIB. Dari 533 titik panas terdeteksi, 20 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 503 titik skala sedang, dan 10 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Jumlah Korban Meninggal akibat Bencana Alam Jawa Barat Tertinggi 2022 Mencapai 657 Jiwa)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Barat sebanyak 75 titik. Sulawesi Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 55 titik. Jawa Timur berada di posisi ketiga sebanyak 54 titik panas.
Sebanyak 51 titik panas terdeteksi di Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur menyusul dengan 49 titik panas, serta Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Selatan masing-masing memiliki 41 dan 35 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Jawa Barat Catatkan Jumlah Korban Luka-Luka akibat Bencana Alam Tertinggi Mencapai 7.913 Korban)