Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, prevalensi ketidakcukupan pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur mencapai 5,06% pada 2023.
Angka tersebut turun 0,85% dari tahun sebelumnya sebesar 5,91%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir naik 0,47%.
Rata-rata PoU Indonesia sebesar 8,53% pada 2023. Berarti, PoU di Kabupaten Lamongan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendefinisikan PoU merupakan suatu kondisi seseorang, secara regular, mengkonsumsi jumlah makanan yang tidak cukup untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif, dan sehat. Indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.
Ini artinya, penduduk di Kabupaten Lamongan yang mengkonsumsi makanan, tetapi kebutuhan energinya kurang, tidak sampai 5,06% dari total penduduk.
Dibandingkan dengan 37 kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Timur, PoU di Kabupaten Lamongan ada di urutan ke-6. Wilayah dengan PoU terendah (urutan teratas) yakni Kabupaten Gresik (3,67%) dan tertinggi (urutan terakhir) yakni Kabupaten Situbondo (13,33%).
Berikut ini daftar PoU terendah di 10 kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur pada 2023.
- Kabupaten Gresik: 3,67%
- Kabupaten Sumenep: 3,95%
- Kabupaten Sidoarjo: 4,03%
- Kota Surabaya: 4,06%
- Kota Malang: 5,04%
- Kabupaten Lamongan: 5,06%
- Kota Batu: 5,09%
- Kota Mojokerto: 5,18%
- Kota Probolinggo: 5,29%
- Kota Madiun: 5,84%
(Baca: Populasi Kelas Menengah Indonesia Kian Berkurang)