Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 8,2% perempuan usia produktif yang memilih untuk childfree pada 2022.
BPS mendefinisikan childfree sebagai individu atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis maupun melalui adopsi.
Adapun proporsi perempuan childfree ini berasal dari angka perempuan usia 15-49 tahun yang pernah kawin dan belum memiliki anak, serta tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Berdasarkan wilayahnya, Banten tercatat sebagai provinsi dengan persentase perempuan childfree tertinggi di Pulau Jawa, mencapai 15,3% pada 2022.
Posisinya diikuti DKI Jakarta dengan 14,3%, Jawa Barat 11,3%, D.I Yogyakarta 8,4%, Jawa Timur 8,4%, dan Jawa Tengah 5%.
"Para perempuan childfree ini cenderung lebih banyak hidup di perkotaan yang kemungkinan dikarenakan masyarakat kota sangat terbuka terhadap modernisasi pola pikir," tulis BPS dalam laporan bertajuk Menelusuri Jejak Childfree di Indonesia.
Di samping itu BPS juga menemukan, perempuan yang lebih mengejar pendidikan tinggi lebih sering menunda atau tidak ingin memiliki anak. Terutama mereka yang menempuh pendidikan S2 atau S3.
"Meningkatnya persentase perempuan childfree lulusan perguruan tinggi di Indonesia mengindikasikan adanya asosiasi yang kuat antara level pendidikan tinggi dengan paradigma baru kepemilikan anak," tulis BPS.
Selain itu, BPS menyebut faktor ekonomi juga menjadi faktor pendorong perempuan Tanah Air untuk childfree.
(Baca: Angka Perempuan 'Childfree' di Indonesia Cenderung Meningkat)