Produksi sagu hutan Indonesia berfluktuasi sepanjang 2022. Ini selaras dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Statistik Produksi Kehutanan 2022.
Pada tiga kuartal pertama 2022, volume produksi komoditas ini mengalami peningkatan. Namun menurun pada akhir kuartal tahun lalu.
Rinciannya, volume produksi sagu hutan kuartal I 2023 mencapai 2,37 ribu ton. Lalu angkanya mengingkat tipis menjadi 2,38 ribu ton pada kuartal II 2022.
Kemudian volume produksinya meningkat lagi pada kuartal III yang mencapai 2,41 ribu ton. Memasuki kuartal IV, produksi sagu dalam negeri justru turun cukup drastis menjadi 1,76 ribu ton.
Secara total pada 2022 produksi sagu hutan di Indonesia mencapai 8,94 ribu ton.
BPS juga mencatat, sebagian besar produksi sagu berasal dari Pulau Maluku dan Papua, mengingat kedua daerah tersebut menjadikan sagu sebagai makanan pokoknya.
Di samping itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika mengatakan, tepung sagu menjadi salah satu sumber bahan pangan lokal yang berpotensi dikembangan sebagai alternatif bahan pangan utama.
“Penggunaan sagu sebagai bahan baku produk pangan sangat luas, di antaranya beras analog, mi instan, dan pemanis. Selain itu, sagu juga dapat dikembangkan sebagai bahan baku bioetanol, biogas dan plastik biodegradable,” kata Putu melalui laman resmi Kemenperin, Jumat (26/5/2023).
Selain itu, Kemenperin juga menjelaskan bahwa pati sagu memiliki keunggulan dari sisi kesehatan karena bebas gluten dan punya indeks glikemik rendah, sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes.
(Baca juga: Konsumsi Sumber Karbohidrat di Indonesia, Peneliti Ingatkan Dampak Dominasi Nasi)