Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, volume ekspor tembakau Indonesia mencapai 7,31 juta kilogram (kg) sepanjang Januari-Oktober 2023.
Bobot itu turun 35,46% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yang sebesar 11,32 kg pada Oktober 2022.
Nilai ekspor tembakau pada Oktober 2023 tercatat sebesar US$71,85 juta. Nilainya ini ikut ambles 21,11% (yoy) dari Oktober 2022 yang sebesar US$91,07 juta.
Republik Dominika menjadi pembeli tembakau Indonesia terbanyak per Oktober 2023, dengan volume 1,43 juta kg. Meski terhitung besar, volume ini sudah jatuh hingga 58,39% (yoy) dari sebelumnya 3,45 juta kg pada Oktober 2022.
Nilai ekspor ke Dominika sentuh US$12,53 juta pada Oktober 2023, turun 20,41% (yoy) dari Oktober 2022 yang sebesar US$15,74 juta.
Negara tujuan ekspor terbesar selanjutnya Sri Lanka dengan bobot 887,13 ribu kg. Volumenya naik 19,27% (yoy) dari Oktober 2022 yang sebesar 743,8 ribu kg.
Selanjutnya Korea Selatan yang mencapai 732,28 ribu pada Oktober 2023. Pengirimannya naik signifikan hingga 128,33% (yoy) dari sebelumnya 3210,71 ribu kg pada Oktober 2022.
Negara tetangga yang memesan tembakau Indonesia ada Filipina (694,41 ribu kg) dan Singapura (615,28 ribu kg).
Negara besar seperti Amerika Serikat tercatat membeli tembakau Indonesia sebanyak 336,89 ribu kg, turun drastis hingga 75,29% (yoy) dari Oktober 2022 yang sebesar 1,36 juta kg. Sisanya, seperti terlihat pada grafik.
(Baca juga: Jember Jadi Penyumbang Tembakau Terbesar di Jawa Timur pada 2022)