Inter-Parliamentary Union (IPU) merunutkan sejumlah negara yang memiliki keterwakilan perempuan tertinggi di kursi parlemen pada Juli 2023.
Rwanda menempati urutan pertama dengan proporsi keterwakilan perempuannya mencapai 61,3% di kursi parlemen atau dewan tingkat rendah (lower/single house) pada Juli 2023. Dari 80 kursi parlemen umum di negara tersebut, 49 di antaranya diisi oleh perempuan.
Kedua adalah Kuba, dengan proporsi 55,7%. Kuba memiliki 470 kursi parlemen untuk umum dan 262 di antaranya telah diisi perempuan.
Ketiga, Nikaragua, dengan proporsi 51,7%. Negara ini memiliki 91 kursi umum dan sebanyak 47 dari jumlah kursi tersebut telah diisi perempuan.
Selanjutnya, Andorra, Meksiko, Selandia Baru, dan Uni Emirat Arab (UEA) memiliki proporsi yang sama, yakni 50% dari total kursi parlemen masing-masing negara.
Bagaimana posisi Indonesia?
Sayangnya, Indonesia tidak masuk jajaran 10 besar ini. Indonesia berdiri di urutan 108 dengan proporsi keterwakilan perempuannya baru 21,6%. Rinciannya, dari 575 kursi DPR, baru 124 kursi yang diisi oleh perempuannya.
Meski kursi yang dihitung ini berasal dari parlemen tingkat awal atau rendah, dan masih di bawah majelis tinggi, posisi ini tetap bisa memberi pengaruh politik yang cukup besar.
World Bank bahkan menyebut perwakilan gender di parlemen masih jauh dari realisasi. Tanpa ada keterwakilan pada level ini, sulit bagi perempuan untuk memengaruhi kebijakan.
"Demokrasi yang kuat dan bersemangat hanya mungkin terjadi ketika parlemen sepenuhnya melibatkan populasi yang diwakilinya," tulis World Bank dalam lamannya.
World Bank juga berpandangan bahwa parlemen tidak dapat menganggap diri mereka inklusif sampai dapat merangkul partisipasi penuh perempuan. Sebab ini bukan hanya tentang hak perempuan atas kesetaraan dan kontribusi mereka dalam menjalankan urusan publik.
"Akan tetapi ini juga tentang penggunaan sumber daya dan potensi perempuan untuk menentukan prioritas politik dan pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat dan komunitas global," kata World Bank.
IPU menyebut tabel data yang dilampirkan ini bersumber dari setiap parlemen negara yang didata.
Jumlah kursi yang diinput juga sesuai dengan waktu atau periode pemilihan. Pemeringkatan dapat berkembang berdasarkan pembaruan yang diterima IPU dari parlemen nasional.
(Baca juga: Inilah Negara dengan Proporsi Populasi Perempuan Terbanyak Dunia 2022)