Masalah besar melanda Amerika Serikat (AS). Negara adidaya itu bakal menghadapi kemungkinan gagal membayar utang yang sudah melambung hingga US$3,46 triliun atau senilai Rp460 kuadriliun pada Juni 2023 mendatang.
Dilansir dari Katadata, kemungkinan gagal bayar itu terjadi karena penerimaan pajak sejauh ini lebih lemah dibandingkan perkiraan.
Departemen Keuangan AS mengandalkan pemasukan dana dari pajak bersama dengan sejumlah langkah luar biasa untuk terus membayar tagihan pemerintah pusat atau federal secara penuh dan tepat waktu hingga anggota parlemen menaikkan atau menangguhkan plafon utang.
Maka, berapa sebenarnya penerimaan dana atau pendapatan Amerika Serikat selama ini?
(Baca juga: Perjalanan Utang Amerika Serikat, Sentuh Rekor dan Terancam Gagal Bayar pada 2023)
Data yang diambil dari situs resmi pemerintah AS, Fiscal Data Treasury Gov, menunjukkan, pendapatan AS pada 2015 lalu mencapai US$4,05 triliun atau senilai Rp59.444 triliun (kurs Rp14.677 per dolar AS).
Setelah 2015, pendapatan AS tak berbeda jauh, kisaran US$3,9 triliun-US$4 triliun.
Bahkan saat pandemi melanda, AS masih bisa menorehkan pendapatan sebesar US$3,9 triliun (Rp57.242 triliun) pada 2020 lalu.
Capaian yang cukup tinggi terjadi pada 2022, yakni sebesar US$4,9 triliun (Rp71.919 triliun). Angka tersebut setara 20% dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS.
Fiscal Data menyebut, mayoritas pendapatan federal berasal dari pajak penghasilan individu dan perusahaan, serta pajak asuransi sosial seperti pajak jaminan sosial.
Umumnya, pendapatan yang diterima oleh federal bergantung pada pengumpulan pajak oleh individu maupun perusahaan. Pendapatan juga meningkat selama periode dengan tarif pajak yang lebih tinggi.
"Alternatifnya, ketika individu atau perusahaan menghasilkan lebih sedikit uang atau tarif pajak diturunkan, pemerintah memperoleh lebih sedikit pendapatan. Pada 2022, pemerintah AS mengumpulkan total pendapatan tertinggi dalam sejarahnya," klaim Fiscal Data.
(Baca juga: Naik Turun Defisit Anggaran Amerika Serikat, Makin Tinggi Setelah Pandemi)