Berdasarkan laporan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), selama periode Januari-November 2022 Indonesia memproduksi biodiesel sekitar 10,8 juta kiloliter (KL).
Sebagian besar hasil produksi biodiesel pada 2022 didistribusikan di dalam negeri dengan volume sekitar 9,4 juta KL, sedangkan yang diekspor hanya 322,5 ribu KL.
Sebelumnya, pada periode 2011-2013 biodiesel Indonesia sempat lebih banyak disalurkan untuk ekspor. Namun, sejak 2014 sampai sekarang volume distribusi domestiknya jauh melampaui pengiriman ke luar negeri, seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Produksi Biodiesel RI Meningkat, Cetak Rekor Baru pada 2022)
Pemanfaatan biodiesel di Indonesia juga berpotensi kian bertambah mulai tahun ini, seiring dengan munculnya kebijakan pemerintah terkait mandatori B35 yang mewajibkan pencampuran biodiesel sebanyak 35% ke dalam minyak solar mulai 1 Februari 2023.
"Implementasi B35 merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk mengatasi krisis iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, yaitu percepatan energi yang inklusif, bersih, berkelanjutan dan mendorong investasi untuk mencapai Net Zero Emission," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran persnya, Selasa (31/1/2023).
Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, menyatakan bahwa penerapan program B35 sudah mempertimbangkan seluruh aspek terkait, seperti daya kendaraan, mesin, material, pelumas, ruang bakar, serta emisi karbon yang dihasilkan.
"Hasilnya, produk campuran B35 ini direkomendasikan untuk dapat digunakan," kata Dadan dalam siaran persnya, Selasa (31/1/2023).
Dengan adanya program B35, Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan menilai tantangan industri biodiesel saat ini adalah bagaimana memastikan stok bahan baku agar bisa mencukupi kebutuhan nasional.
Adapun sampai saat ini produksi biodiesel Indonesia menggunakan minyak sawit (crude palm oil/CPO) sebagai bahan baku utamanya.
"Selain itu, tantangan lainnya adalah menurunkan tingkat monoglyserida, juga mengurangi kandungan air pada biodiesel dan menjaga stabilitas oksidasi. Yang tak kalah penting juga menyiapkan penyimpanan biodiesel dan transportasi distribusi biodiesel," kata Paulus dalam siaran persnya, Selasa (31/1/2023).
(Baca: Konsumsi Minyak Sawit Indonesia Naik, Terutama untuk Biodiesel)