Badan usaha migas milik Malaysia, Petroliam Nasional Berhad (Petronas), membukukan laba bersih sebesar RM48,6 miliar atau sekitar Rp159,7 triliun (kurs Rp3.286,4 per ringgit Malaysia) pada tahun 2021.
Mengutip laman resmi Petronas, capaian tersebut berbalik dari tahun sebelumnya di mana perusahaan mencatatkan kerugian sebesar RM21,03 miliar atau setara Rp69,1 triliun.
Peningkatan laba bersih Petronas salah satunya ditopang oleh kenaikan pendapatan yang tercatat sebesar RM248 miliar atau sekitar Rp814,9 triliun pada 2021, dibanding tahun sebelumnya RM178,7 miliar atau Rp587,4 triliun.
Capaian Petronas tersebut jauh di atas PT Pertamina (Persero) dan badan usaha migas milik Thailand, yakni PTT Public Company Ltd (PTT).
PTT meraih laba bersih 108,36 miliar bath atau sekitar Rp45,4 triliun sepanjang 2021. Nilai tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 37,7 miliar bath atau Rp15,8 triliun.
Sementara itu, Pertamina mencetak laba bersih senilai US$2,05 milliar atau Rp29,3 triliun pada 2021. Capaian laba bersih tersebut meningkat 95% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$1,05 miliar atau sekitar Rp15 triliun.
Perolehan laba bersih Pertamina ditopang oleh naiknya pendapatan menjadi US$57,51 miliar atau sekitar Rp835,2 triliun sepanjang 2021, naik 39% dari pencapaian 2020 sebesar US$41,47 miliar atau sekitar Rp602,2 triliun.
Selain itu Pertamina melakukan penghematan melalui sejumlah program, seperti Cost Saving yang berhasil menghemat US$1,3 miliar, Cost Optimization menghemat US$2,2 miliar, Cost Avoidance senilai US$350 juta, serta Revenue Enhancement senilai US$0,5 miliar.
"Upaya efisiensi yang dilakukan oleh PT Pertamina juga berdampak pada perolehan laba tahun 2021," kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dikutip dari Katadata.co.id, Kamis (9/6/2022).
(Baca Juga: Laba Bersih PGN Terbang 93% pada Kuartal I 2022)