Exxon Mobil telah menyatakan mundur dari investasinya di Blok East Natuna karena merasa sudah tidak menguntungkan. Kandungan CO2 (karbon dioksida) yang mencapai 72 persen membuat biaya eksplorasi menjadi lebih mahal serta bisa berdampak terhadap lingkungan maupun pipa sehingga tidak ekonomis lagi.
Menurut data ESDM, volume gas di tempat (Initial Gas in Place/IGIP) di blok East Natuna mencapai 222 triliun kaki kubik (TFC). Dengan cadangan gas terbukti sebesar mencapai 46 TFC, jauh lebih besar jika dibandingkan dengan cadangana gas Masela yang hanya 10,7 TFC. Sementara potensi minyak di Blok East Natuna sekitar 36 juta barel (MMBO).
Selain kandungan gas yang sangat besar, perairan Natuna juga dianggap penting karena merupakan perbatasan dengan Malaysia dan Thailand di sebelah Barat. Vietnam dan Tiongkok di sebelah utara, dan Filipina di sebelah timur.