Batu bara, minyak bumi, dan gas bumi adalah sumber daya energi tak terbarukan yang dapat habis jika dieksploitasi terus menerus.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), stok batu bara Indonesia masih bisa dieksploitasi sekitar 62 tahun lagi, sedangkan gas bumi hanya 35 tahun, dan minyak bumi 20 tahun.
BPS menghitung estimasi umur sumber daya ini dari rasio antara stok fisik (cadangan) pada akhir 2021 dengan tingkat ekstraksinya dalam beberapa tahun terakhir.
(Baca: Bauran Energi Indonesia Masih Didominasi Batu Bara pada 2030)
Kendati 'sisa umurnya' relatif pendek, dalam beberapa tahun ke depan Indonesia tampaknya masih akan bergantung pada energi fosil tersebut.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, bauran sumber energi di Indonesia tetap akan didominasi batu bara sampai 2030.
"Bauran energi pada tahun 2030 diproyeksikan 59,4% batu bara, 15,4% gas bumi (termasuk LNG), 24,8% energi baru terbarukan (EBT), dan 0,4% bahan bakar minyak (BBM)," kata PLN dalam RUPTL tersebut.
RUPTL itu memproyeksikan kapasitas pembangkitan listrik berbasis batu bara Indonesia akan naik dari 194.558 GWh (2021) menjadi 264.260 GWh (2030).
Kemudian pembangkitan listrik berbasis gas bumi diproyeksikan naik dari 48.154 GWh (2021) menjadi 68.724 GWh (2030), sedangkan listrik berbasis BBM dikurangi dari 10.222 GWh (2021) menjadi 1.798 GWh (2030).
(Baca: Pertumbuhan PLTU Batu Bara Indonesia Tertinggi di G20)