Volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2016 hanya tinggal 16,2 juta kiloliter (kl). Jumlah ini terdiri dari solar sebanyak 15,5 juta kl dan minyak tanah 700 ribu kl. Adapun untuk jenis Premium, subsidinya sudah dihapus mulai awal 2015. Sementara volume konsumsi BBM bersubsidi pada 2015 sebanyak 18 juta. Jumlah ini terdiri atas solar sebanyak 17,1 kl dan minyak tanah 900 ribu kl.
Mulai Januari 2015, pemerintah telah menghapus subsidi bbm untuk jenis premium (Ron 88) sehingga volume bbm bersubsidi turun signifikan dan hanya tinggal 18 juta kl dari tahun sebelumnya mencapai 46 juta kl. Penghapusan subsidi bbm untuk jenis premium membuat anggaran belanja subsidi energi di awal pemerintahan Presiden Joko Widodo turun signifikan hampir 60 persen menjadi Rp 137,82 triliun pada 2015 dari Rp 341,8 triliun pada 2014.
Pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017, pemerintah menganggarkan belanja subsidi energi (bbm dan listrik) sebesar Rp 77,31 triliun turun 18 persen dari posisi 2016 sebesar Rp 94,36 triliun.