Menurut laporan Kementerian ESDM, pada 2022 rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,63%. Artinya, masih ada 0,37% rumah tangga di Indonesia yang belum mendapat akses langganan listrik.
Rasio elektrifikasi adalah perbandingan antara jumlah rumah tangga yang berlangganan listrik, baik langganan listrik PLN maupun non-PLN, dengan jumlah total rumah tangga di suatu wilayah.
Pada 2022 baru ada dua provinsi yang rasio elektrifikasinya sudah 100%, yakni DKI Jakarta dan Bali.
Kemudian ada 20 provinsi dengan rasio elektrifikasi mencapai 99,99%, sementara 12 provinsi lainnya memiliki rasio lebih rendah seperti terlihat pada grafik.
Adapun Kementerian ESDM menargetkan rasio elektrifikasi nasional bisa mencapai 100% pada 2023.
"Kita perlu meningkatkan program elektrifikasi ini agar seluruh wilayah Indonesia mendapatkan akses listriknya," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam siaran pers, Selasa (31/1/2023).
"Wilayah (Indonesia bagian) timur akan menjadi fokus kita ke depan, agar kita bisa mendorong energi listrik sampai di wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua, bahkan Nusa Tenggara Timur dan pulau-pulau terluar terpencil lainnya," lanjut Arifin.
Kementerian ESDM juga akan mengupayakan agar aliran listrik bisa menyala 24 jam sehari di seluruh pelosok negeri.
"Sampai 31 Desember 2022 ada 236 lokasi yang (listriknya) masih belum menyala 24 jam," kata Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam siaran pers, Selasa (31/1/2023).
"Ada beberapa yang dilakukan supaya ini bisa menyala 24 jam, misalkan perluasan jaringan, dedieselisasi, serta relokasi mesin dan menambah kapasitas dari pembangkit tersebut," lanjut Dadan.
(Baca: Konsumsi Listrik Penduduk Indonesia Naik pada 2022, Capai Rekor Baru)