Ekonomi dunia yang melambat berdampak pada turunnya permintaan global dan menekan kinerja ekspor Indonesia pada September 2022. Terkoreksinya harga beberapa komoditas andalan Indonesia juga turut menekan nilai ekspor bulan lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada September 2022 berjumlah US$24,8 miliar, turun 10,99% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mom). Meskipun, jika dibanding September tahun lalu nilai tersebut masih mengalami pertumbuhan sebesar 20,28% (year-on-year/yoy).
Adapun nilai ekspor 10 golongan barang (harmonized system/HS 2 digit) turun 9,6% (mom) menjadi US$14,52 miliar pada September 2022. Golongan barang yang mencatatkan nilai ekspor tertinggi adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72). Berikut ini rinciannya:
- Bahan bakar mineral (HS 27): US$5.061,0 juta
- Lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15): US$3.041,1 juta
- Besi dan baja (HS 72): US$2.131,7 juta
- Mesin dan perlengkapan (HS 85): US$1.346,7 juta
- Kendaraan dan bagiannya (HS 87): US$1.082,3 juta
- Bijih logam; terak; dan abu (HS 26): US$1.057,0 juta
- Pulp dari kayu (HS 47): US$361,8 juta
- Pakaian dan aksesoris/rajutan (HS 61): US$310,2 juta
- Buah-buahan (HS 08): US$70,4 juta
- Gula dan kembang gula (HS 17): US$60,9 juta
Adapun golongan barang yang mengalami penurunan nilai ekspor terbesar pada September 2022 adalah:
- Lemak dan minyak hewani/nabati: turun US$1.425,4 juta
- Pakaian dan aksesoris: turun US$137,7 juta
- Besi dan baja: turun US$132,8 juta
- Mesin dan perlengkapan: turun US$102,1 juta
- Bahan bakar mineral: turun US$83,8 juta
(Baca: Ekspor-Impor RI September 2022 Turun, tapi Masih Lebih Tinggi dari Tahun Lalu)