Harga komoditas energi fosil yang terus melonjak membuat banyak negara berupaya mencari sumber energi alternatif. Salah satu yang banyak dilirik adalah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Reuters mencatat peningkatan minat akan energi nuklir terlihat di negara-negara kawasan Eropa dan Asia. Adapun menurut World Nuclear Association (WNA), dewasa ini Asia menjadi wilayah dengan perkembangan energi nuklir paling pesat.
"Sekitar dua per tiga dari reaktor nuklir yang sedang dibangun di seluruh dunia saat ini berada di Asia," jelas WNA dalam laporan Juli 2022.
Menurut data WNA, perkembangan energi nuklir di Asia dipimpin oleh Tiongkok. Pada 2021 Negeri Tirai Bambu ini tercatat sudah memiliki 54 reaktor nuklir yang bisa dioperasikan, 24 reaktor dalam tahap pembangunan, dan 31 reaktor dalam tahap perencanaan.
Sementara itu, pada pertengahan 2022 pemerintah Jepang menyatakan niat untuk menyalakan kembali PLTN di negerinya, yang sebagian besarnya sempat dinonaktifkan sejak bencana nuklir Fukushima tahun 2011.
Pemerintah Jepang juga menyatakan rencana untuk mengembangkan teknologi reaktor nuklir baru demi mengamankan pasokan energi domestik.
"Semua opsi untuk mendesain ulang pasokan energi yang stabil harus diamankan. Dari perspektif itu, kami akan mempertimbangkan semua opsi terkait tenaga nuklir," jelas Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura, dilansir The Guardian, Kamis (25/8/2022).
(Baca: 10 Negara Produsen Energi Nuklir Terbesar Tahun 2021)