Impor Minyak Mentah Turun pada 2024, Impor Hasil Minyak Melonjak

Perdagangan

Premium

Adi Ahdiat 03/03/2025 13:49 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut data Badan Pusat Statistik, volume impor minyak mentah Indonesia pada 2024 berkurang dibanding 2023. Namun, volume impor hasil minyak melonjak tinggi.

Volume Impor Minyak Mentah dan Hasil Minyak Indonesia (1996-2024)*

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Impor Minyak Mentah Turun pada 2024, Impor Hasil Minyak Melonjak”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Volume Impor Minyak Mentah dan Hasil Minyak Indonesia (1996-2024)*

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2024 Indonesia mengimpor minyak mentah sekitar 16,86 juta ton. Volumenya turun 5,5% dibanding 2023 (year-on-year/yoy).

Namun, pada 2024 volume impor hasil minyak melonjak sekitar 35% (yoy) menjadi 36,89 juta ton. Hasil minyak ini mencakup berbagai produk olahan minyak mentah, seperti bensin, minyak solar, minyak diesel, avtur, dan lain-lain.

Jika impor minyak mentah dan hasil minyak digabung, pada 2024 total volume impor minyak Indonesia mencapai 53,74 juta ton, meningkat 19% (yoy).

(Baca: Volume Impor Minyak RI Meningkat pada 2024, Capai Rekor Baru)

Menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri, Indonesia harus mengimpor minyak karena belum bisa memenuhi kebutuhan secara mandiri.

Dia menyebut, Indonesia belum bisa mencukupi sekitar 40% kebutuhan minyak mentah dan 42% kebutuhan produk bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri.

"Tentunya hal ini [impor minyak] harus tetap berjalan untuk memastikan ketahanan energi dan ketersediaan energi di masyarakat," kata Simon dalam konferensi pers di Gedung Graha Pertamina, Jakarta, Senin (3/3/2025).

(Baca: Volume Produksi dan Konsumsi Minyak Bumi Indonesia 1965-2023)

Editor : Adi Ahdiat