Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghimpun bobot konsumsi energi final di sektor transportasi Indonesia.
Berdasarkan laporan Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2023, pemakaian energi final di sektor transportasi tahun lalu sudah melampaui volume sebelum pademi Covid-19, bahkan menjadi yang tertinggi selama sedekade terakhir.
Pada 2023 volume pemakaian energi final mencapai 448,53 juta setara barel minyak atau barrel of oil equivalent (BOE).
Volume itu meningkat 3,68% dari 2022 yang sebesar 432,58 juta BOE.
Pemakaian 2023 sudah melampaui sebelum masa pandemi Covid-19, yakni 400 juta BOE pada 2018 dan 413,51 juta BOE pada 2019.
Konsumsi pada masa pandemi memang turun cukup signifikan, menjadi 364,39 juta pada 2020 dan 388,6 juta pada 2021.
Di samping konsumsinya, sektor transportasi memang mengantongi pangsa permintaan energi per sektor tertinggi kedua, yaitu sebesar 36,74% pada 2023. Urutan pertama adalah industri, sebesar 45,60%. Setelah transportasi ada sektor rumah tangga sebesar 12,35%; komersial sebesar 4,44%; dan sektor lainnya sebesar 0,87%.
Adapun energi yang diserap termasuk batu bara, minyak bumi, hingga biomassa tradisional.
(Baca juga: Konsumsi Batu Bara Indonesia Naik 5,87% pada 2023)