Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Kredit Bank Umum Bukan Lapangan Usaha untuk Pemilikan Rumah Tinggal di DI Yogyakarta pada Juni 2025 sebesar Rp 4978.93 miliar. Data historis menunjukkan adanya fluktuasi. Nilai ini menunjukkan sedikit kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Selama periode Maret hingga Juni 2025, nilai KPR di DI Yogyakarta cenderung meningkat.
Secara pertumbuhan, KPR di DI Yogyakarta menunjukkan angka positif, naik 0.27% dibandingkan bulan sebelumnya. Meskipun demikian, pertumbuhan ini masih di bawah rata-rata pertumbuhan lima bulan terakhir. Kenaikan tertinggi dalam periode tersebut terjadi pada bulan Mei 2025, menunjukkan momentum positif yang signifikan.
Dibandingkan rata-rata tiga bulan terakhir, pertumbuhan KPR sedikit lebih rendah. Namun jika dibandingkan dengan lima bulan terakhir, terjadi peningkatan yang signifikan. Secara ranking di Pulau Jawa, DI Yogyakarta tetap berada di posisi ke-6. Sementara secara nasional, peringkatnya adalah ke-22 pada bulan Juni 2025.
(Baca: Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga di Riau | 2024)
Kenaikan tertinggi KPR di DI Yogyakarta dalam data historis terjadi pada Februari 2025, menunjukkan adanya faktor-faktor tertentu yang mendorong permintaan KPR pada saat itu. Sementara penurunan terendah terjadi pada Maret 2017. Ada anomali terlihat pada bulan Februari 2025 dengan pertumbuhan mencapai 27.63%.
Anomali tersebut patut dicermati, namun secara keseluruhan, data menunjukkan tren positif. Pertumbuhan KPR di DI Yogyakarta masih menjanjikan, meskipun perlu diwaspadai potensi fluktuasi yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Jambi
Jambi menduduki peringkat ke-15 secara nasional untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dengan nilai KPR mencapai Rp 7307.15 miliar, Jambi menunjukkan stabilitas yang cukup baik. Pertumbuhan KPR di Jambi tercatat sebesar 1.23%, menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan tren positif yang konsisten, menjadikannya salah satu wilayah dengan potensi pertumbuhan KPR yang menjanjikan di Pulau Sumatera. Stabilitas ini didukung oleh faktor-faktor ekonomi regional yang kondusif, menciptakan iklim investasi yang menarik bagi sektor properti.
Lampung
Lampung berada di peringkat ke-16 secara nasional dengan nilai KPR tercatat sebesar Rp 7167.13 miliar. Wilayah ini menunjukkan performa yang solid dalam sektor properti. Pertumbuhan KPR di Lampung mencapai 1.29%. Rata-rata pertumbuhan bulanan menunjukkan tren yang cukup stabil. Dengan posisi strategis di Pulau Sumatera, Lampung memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan sektor propertinya, didukung oleh infrastruktur yang semakin memadai dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas ini menarik minat investor dan pengembang untuk berinvestasi di Lampung, menciptakan peluang pertumbuhan yang lebih besar di masa depan.
(Baca: Jumlah Tempat Praktek Dokter di Maluku Utara | 2024)
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) menduduki peringkat ke-17 secara nasional dengan nilai KPR sebesar Rp 6419.2 miliar. NTB menunjukkan pertumbuhan sebesar 0.98%. Meskipun berada di peringkat yang relatif lebih rendah dibandingkan beberapa provinsi lain, NTB memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan. Keindahan alam dan potensi pariwisata yang besar menjadi daya tarik utama bagi investasi properti, terutama di sektor perumahan dan akomodasi wisata. Dengan dukungan pemerintah daerah yang terus berupaya meningkatkan infrastruktur dan fasilitas, NTB berpotensi menjadi destinasi investasi properti yang menarik di masa depan.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara berada di peringkat ke-19 secara nasional, dengan nilai KPR tercatat sebesar Rp 6263.15 miliar. Pertumbuhan KPR di Sulawesi Utara mencapai 0.72%. Rata-rata pertumbuhan bulanan menunjukkan tren yang cukup stabil. Dengan potensi sumber daya alam yang kaya dan sektor pariwisata yang berkembang pesat, Sulawesi Utara memiliki daya tarik investasi yang kuat. Infrastruktur yang semakin membaik dan konektivitas yang meningkat juga mendukung pertumbuhan sektor properti, menjadikannya salah satu wilayah dengan potensi investasi yang menjanjikan di kawasan timur Indonesia.
Sumatera Barat
Sumatera Barat menduduki peringkat ke-20 secara nasional, dengan nilai KPR sebesar Rp 6082.78 miliar. Wilayah ini menunjukkan pertumbuhan KPR sebesar 0.56%. Dengan keindahan alam yang memukau dan budaya yang kaya, Sumatera Barat menawarkan daya tarik tersendiri bagi investasi properti. Sektor pariwisata yang terus berkembang dan dukungan pemerintah daerah untuk meningkatkan infrastruktur menjadi faktor pendorong pertumbuhan sektor properti. Potensi investasi di Sumatera Barat semakin menjanjikan dengan adanya peningkatan konektivitas dan aksesibilitas ke berbagai daerah, menciptakan peluang pertumbuhan yang lebih besar di masa depan.
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara menempati peringkat ke-21 secara nasional, dengan nilai KPR tercatat sebesar Rp 6043.03 miliar. Pertumbuhan KPR di Sulawesi Tenggara mencapai 0.99%. Rata-rata pertumbuhan bulanan menunjukkan tren yang positif. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan sektor industri yang berkembang, Sulawesi Tenggara menawarkan peluang investasi yang menarik. Peningkatan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah juga mendukung pertumbuhan sektor properti, menjadikannya salah satu daerah dengan potensi investasi yang menjanjikan di kawasan timur Indonesia.