Menurut laporan International Energy Agency (IEA), permintaan bahan bakar hijau atau biofuel untuk sektor transportasi global totalnya mencapai 159,1 juta kiloliter (kl) pada 2019.
Namun, pada 2020 permintaan menurun seiring dengan awal munculnya pandemi dan baru mulai pulih pada tahun lalu.
"Permintaan biofuel kembali pulih pada 2021 dari dampak Covid-19, hingga mendekati level tahun 2019," ungkap IEA dalam laporan Renewable Energy Market Update edisi Mei 2022.
IEA juga memprediksi permintaan bahan bakar hijau akan terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan, seperti terlihat pada grafik.
"Untuk tahun 2022 permintaan biofuel global masih diperkirakan akan meningkat 5% (year-on-year/yoy), dan naik lagi 3% (yoy) pada 2023," prediksi IEA.
"Meski melambat, permintaan bahan bakar untuk sektor transportasi mengalami pertumbuhan, dan kebijakan pemerintah di berbagai negara mendorong permintaan lebih tinggi untuk bahan bakar nabati global," lanjutnya.
Menurut data IEA, selama periode 2019-2021 jenis bahan bakar hijau yang memiliki permintaan tertinggi di skala global adalah etanol. Sedangkan permintaan biodiesel dan renewable diesel lebih rendah.
(Baca Juga: Bukan Biodiesel, Ini Bahan Bakar Hijau yang Paling Laku di Skala Global)