Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok target subsidi sektor energi sebesar Rp186,9 triliun pada 2024.
Rinciannya, sebanyak Rp113,3 triliun untuk subsidi BBM dan LPG, serta Rp73,6 triliun untuk subsidi energi.
Angka target itu naik 17,10% dari realisasi belum teraudit 2023 yang sebesar Rp159,6 triliun. Rincian realisasi 2023 di antaranya subsidi BBM dan LPG sebesar Rp95,6 triliun dan listrik sebesar Rp64 triliun.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Suswantono mengatakan, target subsidi pada 2024 dinaikkan sebagai langkah antisipasi dari pelonjakan harga bahan bakunya, yakni minyak mentah.
"Kita berharap ada perubahan global yang bisa memberikan dampak positif untuk penghematan subsidi kita di dalam negeri," kata Bambang di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Dilihat dari laporan Capaian Kinerja Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Sub-sektor Mineral dan Batu Bara, capaian 2023 pun lebih tinggi dari target yang ditetapkan.
Target subsidi 2023 sebesar Rp145,3 triliun. Komponennya terdiri dari subsidi BBM dan LPG sebesar Rp74,8 triliun dan listrik Rp70,5 triliun.
Secara tren, realisasi subsidi selama hampir sedekade memang berfluktuasi. Tertinggi pada 2022 yang sebesar Rp174,4 triliun. Adapun rinciannya, subsidi BBM dan LPG sebesar 115,6 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp58,5 triliun.
Sementara realisasi subsidi terendah terjadi pada 2017 sebesar Rp92,7 triliun. Rinciannya, subsidi BBM dan LPG sebesar Rp47 triliun dan listrik sebesar Rp45,7 triliun.
(Baca juga: Lampaui Target, PNBP Sektor ESDM Tembus Rp300 Triliun pada 2023)