Ditengah turunnya produksi minyak, produksi rata-rata harian gas bumi Indonesia periode 2000-2009 cenderung stabil antara 7,3-8,1 ribu MMscfd. Produksi gas semakin penting perannya setelah pemerintah melakukan program konversi bahan bakar minyak menjadi liquefied petroleum gas (LPG) sejak 2007.
Produksi gas nasional mengalami lonjakan produksi pada 2010 hingga mencapai 8.857 MMscfd setelah Ladang gas Tangguh mulai berproduksi. Ladang gas alam yang terletak di Teluk Bintuni Papua Barat ini memiliki cadangan terbukti 17 Tcf dengan taksiran cadangan potensial sebesar 28 Tcf. Produksi gas Tangguh kemudian di ekspor ke Cina, Korea Selatan, maupun Jepang.
Ladang gas Tangguh dikembangkan oleh sebuah konsorsium perusahaan migas multinasional yang dipimpin oleh BP (37 persen), CNOOC (17 persen), dan Mitsubishi Corp (16 persen) dan beberapa mitra yang lebih kecil berasal dari Jepang.