Bank Indonesia (BI) memperkirakan, penjualan eceran pada November 2021 tumbuh melambat dibandingkan pada bulan sebelumnya. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang diperkirakan sebesar 199,7 poin pada November 2021, tumbuh 2,2% (month-to-month/m-to-m).
Pada bulan sebelumnyam pertumbuhan penjualan eceran mencapai 3,2% (m-to-m). Perlambatan penjualan eceran pada November terjadi pada subkelompok sandang yang diprediksi tumbuh 5,4% (m-to-m), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 11,5% (m-to-m). Kelompok bahan bakar kendaraan bermotor diprediksi tumbuh 7,5% (m-to-m), melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 10,8% (m-to-m).
Responden menyampaikan perlambatan tersebut disebabkan oleh keadaan cuaca yang kurang mendukung. Selain itu juga adanya potensi meningkatnya kembali kasus Covid-19.
Di sisi lain, terdapat sejumlah kelompok komoditas yang mencatat peningkatan pertumbuhan penjualan eceran pada November 2021. Kelompok suku cadang dan aksesoris diprediksi tumbuh 5% (m-to-m), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 4% (m-to-m).
Kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya diprediksi tumbuh 3,7% (m-to-m) pada November 2021. Pertumbuhan itu lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,6% (m-to-m).
Adapun secara tahunan, penjualan eceran pada November 2021 diprediksi tumbuh 10,1% (year on year/yoy). Pertumbuhan itu meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 6,5% (yoy).
(Baca: Kinerja Penjualan Eceran Terkontraksi 1,5% pada September 2021)