Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan, realisasi subsidi energi Indonesia mencapai Rp159,6 triliun pada 2023.
Capaian itu setara 109,84% dari target yang ditetapkan tahun lalu, yaitu Rp145,3 triliun. Namun, angka ini masih bersifat sementara karena belum diaudit.
Meski realisasinya melampaui target, subsidi energi pada 2023 lebih kecil dibanding 2022 yang nilai totalnya Rp174,4 triliun.
Adapun subsidi energi pada 2023 paling banyak dialokasikan untuk bahan bakar minyak (BBM) dan LPG, yakni Rp95,6 triliun, kemudian nilai subsidi listrik Rp64 triliun.
Sementara untuk 2024, Kementerian ESDM menargetkan subsidi energi sebesar Rp186,9 triliun, dengan rincian subsidi BBM dan LPG Rp113,3 triliun, dan subsidi listrik Rp73,6 triliun.
"Kita lihat trennya (subsidi energi) meningkat, kami mengantisipasi bahan baku minyak mentah dan juga demand yang cukup meningkat," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).
Arifin juga menyatakan perlu ada kebijakan untuk mengoptimalkan alokasi subsidi agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
"Kami berharap adanya perubahan-perubahan keadaan global yang bisa memberikan dampak positif yang bagus untuk penghematan subsidi kita di dalam negeri," katanya.
(Baca juga: Subsidi BBM Indonesia Terbesar ke-3 di Dunia pada 2022)