Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan Indeks Harga Pangan Dunia terus menurun selama 6 bulan terakhir, yakni selama periode April-September 2022.
Kendati demikian, indeks harga pangan global pada September 2022 masih berada di level 136,3 poin, tetap lebih tinggi dibanding beberapa tahun lalu seperti terlihat pada grafik.
Indeks Harga Pangan Dunia FAO adalah ukuran perubahan harga komoditas pangan pokok di skala internasional yang mencakup harga serealia, minyak nabati, produk susu, daging, dan gula.
Adapun turunnya indeks harga pada September 2022 dipicu oleh harga minyak nabati yang terus melemah dibanding bulan-bulan sebelumnya.
"Pada bulan September harga minyak sawit internasional turun untuk keenam kalinya secara berturut-turut, karena ada peningkatan pasokan yang beriringan dengan peningkatan produksi musiman di Asia Tenggara," jelas FAO dalam keterangan resminya, Jumat (7/10/2022).
Turunnya indeks harga pangan pada September 2022 juga dipicu harga produk susu yang melemah.
"Kekhawatiran atas ketidakpastian pasar terkait produksi susu yang ketat, biaya energi yang tinggi dan kekurangan tenaga kerja terutama di Eropa, ditambah dengan prospek pertumbuhan ekonomi global yang suram, juga membebani harga susu internasional," kata FAO.
Kemudian harga daging sapi/lembu di pasar internasional secara umum turun karena ketersediaan pasokan ekspor yang tinggi dari Brasil. Harga ayam turun karena permintaan impor yang melemah, sementara harga daging babi naik karena ada peningkatan permintaan dari Eropa.
Harga gula di pasar internasional juga menurun, terutama karena dipengaruhi Brasil.
"Penurunan indeks harga gula pada September sebagian besar terkait dengan prospek produksi yang baik di Brasil, pengekspor gula terbesar di dunia," jelas FAO.
(Baca: Seperti di RI, Harga Daging Ayam di Pasar Global Turun)