Bank Dunia memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 menjadi 5,1%. Angka ini lebih rendah dari prediksi sebelumnya yang mencapai 5,2% Selain itu, penurunan juga terjadi untuk pertumbuhan ekonomi 2020 dari yang semula 5,3% menjadi 5,2%.
Pemangkasan ini dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal. Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil menyebutkan masih terdapat sentimen negatif dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Meskipun saat ini telah mereda karena adanya pertemuan kedua negara ini di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang. Sander memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok lebih lambat di 2019 yang memberikan dampak ke ekonomi Indonesia.
Sementara itu, sisi internal dipengaruhi dari adanya tren pelemahan dari ekspor komoditas unggulan Indonesia, seperti crude palm oil (CPO) dan batubara. Selanjutnya, pertumbuhan impor juga masih melemah seiring dengan melambatnya laju investasi. Meskipun melambat, pertumbuhan investasi diperkirakan akan kuat karena berkurangnya ketidakpastian politik pasca hasil putusan sengketa Pilpres oleh Mahkamah Kontitusi (MK).