Pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap ekonomi Bali. Sebanyak sembilan kabupaten/kota di provinsi tersebut pun mengalami kontraksi pada tahun lalu seiring lumpuhnya sektor pariwisata Pulau Dewata.
Badung merupakan kabupaten/kota di Bali yang paling terdampak pandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian kabupaten tersebut yang diukur menurut produk regional domestik bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (ADHK) mengalami penurunan 16,52% dari Rp 37,33 triliun pada 2019 menjadi Rp 31,16 triliun pada 2020.
PDRB Kabupaten Badung mengalami kontraksi cukup dalam dipicu kinerja sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh negatif 30,72% menjadi Rp 6,89 triliun pada 2020. Demikian pula sektor transportasi dan pergudangan yang terkontraksi 46,26% menjadi Rp 3,48 triliun pada tahun lalu.
Sebelum pandemi Covid-19, sektor akomodasi dan makan minum berkontribusi sebesar 28,58% terhadap PDRB Kabupaten Badung. Sementara, kontribusi sektor transportasi dan pergudangan terhadap PDRB kabupaten tersebut sebesar 26,03%.
Kota Denpasar berada di urutan kedua dengan kontraksi ekonomi hingga 9,42% pada 2020. Posisinya diikuti Kabupaten Gianyar yang mencatat pertumbuhan negatif 8,38%.
Ekonomi Kabupaten Klungkung tercatat mengalami kontraksi sebesar 6,35% pada 2020. Sementara, PDRB ADHK Kabupaten Tabanan turun 6,14% pada tahun lalu.
Kabupaten Buleleng mengalami penurunan ekonomi hingga 5,76% pada 2020. Ekonomi Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Karangasem masing-masing terkontraksi 4,96% dan 4,45%. Sementara, kontraksi ekonomi di Kabupaten Bangli mencapai 4,1%.
(Baca: Perekonomian Kota Tangerang Paling Terdampak Covid-19 di Banten pada 2020)