Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Tapin, pada 2023 mencapai Rp13,69 triliun. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 4,88% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp12,77 triliun .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2020 pasca covid tercatat turun 1,49%.
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 196,41 ribu jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp69.700 ribu/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 124,5.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertambangan dan penggalian menjadi unggulan.
Untuk urutan pertama adalah sektor pertambangan dan penggalian. Pada 2023 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp6,09 triliun. PDRB ini tumbuh 5,89%.
Setelahnya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 3,6% menjadi Rp1,95 triliun, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan PDRB Rp1,26 triliun (6,17%).
Sektor terakhir memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah industri pengolahan dengan PDRB Rp645,49 miliar. Sektor ini tercatat tumbuh 1,24% dibandingkan capaian tahun sebelumnya dengan angka Rp654,55 miliar.
Distribusi PDRB di Kabupaten Tapin pada 2023
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Tapin ini adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi mencapai 36,51%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, dan sektor industri pengolahan.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi,Sektor Jasa Lainnya,Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang,Sektor Jasa Perusahaan dan Sektor Pengadaan Listrik dan Gas.