Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda pembangunan yang telah disepakati oleh negara-negara anggota PBB. Agenda ini memiliki banyak target besar, salah satunya menghapus kelaparan pada 2030.
Namun, Food and Agriculture Organization (FAO) menilai target SDGs itu sulit tercapai, lantaran angka kelaparan global saat ini masih tinggi.
(Baca: India Stop Ekspor Beras, Pasokan Beras Dunia Bisa Terganggu)
Menurut estimasi FAO, pada 2022 ada sekitar 735,1 juta orang yang mengalami kelaparan di berbagai belahan dunia, setara dengan 9,2% dari total populasi global.
Angkanya memang sedikit turun dibanding 2021. Namun, jika dibandingkan dengan sedekade sebelumnya (periode 2010-2020), alih-alih membaik, kondisi kelaparan global pada 2022 malah lebih buruk.
"Estimasi terbaru kami menunjukkan angka kelaparan global tidak meningkat, tapi masih jauh lebih tinggi di atas level pra-pandemi," kata FAO dalam The State of Food Security and Nutrition in the World 2023.
"Krisis pangan masih terjadi di banyak belahan dunia. Banyak kelompok masyarakat tidak tersentuh oleh pemulihan ekonomi, atau menanggung beban lebih banyak karena kenaikan harga pangan dan energi. Karena alasan-alasan tersebut, kita masih jauh dari jalur untuk mencapai target SDGs nomor 2 (mengakhiri kelaparan pada 2030)," kata FAO.
"Jika kita tidak melipatgandakan upaya kita, target untuk menghapus kelaparan, kerawanan pangan, dan malnutrisi pada 2030 akan tetap berada di luar jangkauan," lanjutnya.
Menurut definisi dari FAO, kelaparan adalah kondisi seseorang yang asupan makanannya tidak memenuhi standar energi untuk hidup normal, aktif, dan sehat.
FAO lantas mengukur angka kelaparan berdasarkan data prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan (prevalence of undernourishment) dari setiap negara.
(Baca: 42 Negara Rawan Kekeringan akibat El Nino, Termasuk Indonesia)