Menurut laporan UNCTAD yang bertajuk World Investment Report 2023, Singapura dan Indonesia adalah negara dengan nilai investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) di jajaran tertinggi Asia Tenggara pada 2022.
Singapura menempati peringkat puncak, dengan nilai investasi asing yang masuk mencapai US$141,21 miliar pada 2022, meningkat 7,67% secara tahunan (year-on-year/yoy). Nilai FDI ini juga menjadi yang tertinggi bagi Singapura dalam tiga dekade terakhir.
Setahun sebelumnya, Singapura juga sempat mengalami lonjakan aliran investasi asing yang sangat drastis, dengan tingkat pertumbuhan 80% secara tahunan (yoy), yakni dari US$72,9 miliar pada 2020 menjadi US$131,15 miliar pada 2021.
Adapun dalam tiga dekade terakhir, nilai FDI Singapura mencapai titik terendahnya pada 1992, yakni hanya US$2,2 miliar.
Sementara, nilai FDI Indonesia tercatat mencapai US$21,96 miliar pada 2022, peringkat dua di Asia Tenggara. Meski nilainya meningkat 3,92% secara tahunan (yoy), capaian itu belum memecahkan rekor tertinggi dalam tiga dekade terakhir.
Rekor investasi asing tertinggi di Indonesia tercatat pada 2019, yakni US$23,88 miliar. Sedangkan rekor terendahnya tercatat pada tahun 2000 yang minus US$4,55 miliar.
Dalam tiga dekade terakhir Indonesia sempat beberapa kali mengalami kerugian investasi asing, ditandai dengan nilai investasi yang minus. Kerugian FDI tersebut bermula pada saat krisis moneter di Tanah Air pada 1998, lalu berlanjut pada 1999, 2000, 2001, dan 2003.
Di sisi lain, Singapura sama sekali tidak pernah mengalami kerugian investasi, seperti terlihat pada grafik di atas.
(Baca: Indonesia Jadi Negara Tujuan Investasi Asing Terbesar ke-2 di ASEAN)