Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah mengalihkan subsidi BBM sebesar Rp 24,17 triliun untuk menambah bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat. Pengalihan subsidi BBM menjadi bansos rencananya diberlakukan minggu ini.
Pengalihan subsidi BBM tersebut berupa:
- Bantuan langsung tunai (BLT) senilai Rp600 ribu per penerima untuk 20,65 juta kelompok penerima dengan total senilai Rp12,4 triliun.
- Bantuan subsidi upah Rp600 ribu untuk 16 juta para pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta per bulan dengan total senilai Rp9,6 triliun.
- Pemerintah juga mengalokasikan sebesar 2% dana transfer umum untuk membantu sektor transportasi, baik untuk angkutan umum, ojek, maupun nelayan senilai Rp2,17 triliun.
Bantuan tersebut dibayar menggunakan 2% dari dana transfer umum, yakni dari dana alokasi umum (DAU) dan dana bagi hasil (DBH) dengan nilai Rp2,17 triliun guna membantu sektor transportasi.
Sebagai informasi, dalam APBN 2022, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi senilai Rp152,5 triliun. Namun, akibat kenaikan harga minyak dunia, melemahnya nilai tukar rupiah, serta meningkatnya volume BBM bersubsidi membuat anggaran subsidi membengkak menjadi Rp502,4 triliun.
Jika harga BBM bersubsidi dan gas LPG tidak dinaikkan, anggaran subsidi bisa membengkak menjadi Rp698 triliun hingga akhir tahun. Uang sebanyak itu akan terbakar sia-sia menjadi asap knalpot.
(baca: Sri Mulyani Nilai Realisasi PC-PEN Sangat Lambat, Ini Rinciannya)