Laba Coca Cola mengalami penurunan 11% di 2020 dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year). Menurut lembaga survei Macrotrends, pendapatan (revenue) perusahaan minuman berkarbonasi itu pada 2020 sebesar US$ 33.014 atau sekitar Rp 475,56 juta pada 2020. Nilai ini merupakan yang terkecil selama 10 tahun terakhir.
Menurut Financial Times, pendapatan Coca-Cola anjlok tahun lalu akibat peraturan penutupan kegiatan di restoran, bar, dan tempat komersil lainnya selama pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, tempat tersebut biasanya menyumbang sekitar setengah dari penjualan tahunan Coca-Cola.
Padahal pada 2019, jumlah revenue perusahaan multinasional asal Amerika Serikat ini mencapai US$ 37.266. Lalu, pada 2018 dan 2017 masing-masing sebesar US$ 34.300 dan US$ 36.212.
Selama satu dekade terakhir, revenue tertinggi perusahaan minuman berkarbonasi ini tercatat pada 2012 yakni sebesar US$ 48.017. Lalu, pada 2013 sebesar US$ 46.854.
Adapun harga saham Coca-Cola turun menjadi US$ 55,22 per saham dari sebelumnya US$ 56,1 per saham akibat aksi bintang sepak bola Cristiano Ronaldo. Pesepak bola asal Portugal itu menyingkirkan dua botol minuman soda itu dari meja konferensi pada Senin, 14 Juni 2021 lalu, sebab ia lebih memilih air putih yang baik untuk kesehatan.
(Baca: Berapa Kandungan Gizi dalam Satu Kaleng Coca-Cola?)