PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) memproyeksikan kebutuhan subsidi listrik Indonesia pada 2025 mencapai Rp83,08 triliun.
Angkanya naik sekitar Rp7,25 triliun dari subsidi tahun 2024 yang sebesar Rp75,83 triliun.
"Ini tentu saja menggunakan asumsi ICP, kurs, dan inflasi sesuai dengan yang ada di APBN," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (30/5/2025).
Dari total anggaran subsidi listrik 2025, sebanyak 64,95% atau Rp54 triliun diperuntukkan bagi 35,22 juta pelanggan PLN dari kelompok rumah tangga.
Kemudian ada alokasi untuk 2,13 juta pelanggan golongan badan sosial senilai Rp12,2 triliun.
Golongan bisnis mendapat alokasi subsidi listrik Rp9,4 triliun (untuk 4,29 juta pelanggan), golongan industri Rp5,9 triliun (untuk 0,24 juta pelanggan), dan golongan pemerintah dan lainnya Rp1,6 triliun (untuk 0,2 juta pelanggan).
Dengan begitu, ada sekitar 42,08 juta pelanggan PLN yang ditargetkan menerima subsidi listrik pada tahun depan.
Jumlah pelanggan penerima subsidi tersebut diseleksi oleh PLN setelah mengintegrasikan data pelanggan dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial.
"Sehingga tentu saja akurasi penentuan pelanggan subsidi menjadi tepat sasaran," kata Darmawan.
(Baca: Indonesia, Negara Pemberi Subsidi Energi Fosil Terbesar di ASEAN)