Bensin research octane number (RON) 90 atau Pertalite mengantongi volume penjualan yang cukup tinggi dalam 8 tahun terakhir.
Dari buku yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022, volume penjualan pada 2015 hanya sebesar 379,9 ribu kiloliter (kl). Hanya butuh waktu satu tahun penjualan domestiknya meroket hingga 5,8 juta kl pada 2016.
Menginjak 2017, volume penjualannya tembus 14,4 juta kl. Setelah tahun ini, penjualan domestik konsisten di atas 10 juta kl.
Kendati begitu, penjualan domestik sempat turun sebanyak 1,3 juta kl, dari 19,41 juta pada 2021 menjadi 18,14 juta kl pada 2020. Penurunan diprediksi karena pembatasan mobilitas pada saat pandemi Covid-19.
Selama 8 tahun, volume penjualan domestik tertinggi tercatat pada 2022, yakni 29,6 juta kl. Di samping tingginya penjualan itu, Pertamina mewacanakan mengganti bahan bakar minyak (BBM) tersebut dengan oktan di atas 91 pada 2024.
Keputusan diklaim selinier dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O. Regulasi tersebut mengamanatkan kendaraan yang diproduksi sejak Oktober 2018 tidak lagi menggunakan bensin dengan oktan di bawah 91.
(Baca juga: Bakal Dihapus pada 2024, Bagaimana Tren Produksi Pertalite Sedekade Terakhir?)
Pertalite masih tersedia hingga 2024
Melansir Katadata, Kementerian ESDM justru mengatakan bahwa BBM jenis Pertalite masih tersedia dan tidak dihapus pada tahun depan.
“Belum ya, belum hilang BBM Pertalite-nya,” ujar Arifin saat ditemui awak media di Kantor ESDM, Jumat (1/9/2023).
Arifin merespons rencana Pertamina yang akan menghentikan distribusi Pertalite dan diganti oleh BBM anyar bernama Pertamax Green 92. Pertamax 92 ini merupakan campuran Pertalite dengan kandungan 7% bioetanol alias E7.
"Jadi penjualan Pertalite tak dihapus, kami meningkatkan kualitas Pertalite menjadi Pertamax Green," kata dia.
Saat ini Pertalite menjadi BBM yang paling banyak digunakan oleh masyarakat karena harganya yang terbilang murah. Pertalite dibanderol Rp10.000 per liter.
(Baca juga: Konsumsi BBM Kelas Pertalite Melonjak pada 2022, Rekor Tertinggi Baru)