Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, Senin (1/11) merilis data bahwa pada Oktober 2017 terjadi inflasi 0,01 persen. Angka ini lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,13 persen. Terkendalinya harga komoditas membuat laju inflasi di awal triwulan IV 2017 cukup stabil. Adapun inflasi tahun kalender (Januari-Oktober) 2017 mencapai 2,67 persen dan inflasi tahun ke tahun (Year on Year/YoY) sebesar 3,58 persen.
Dari 82 kota yang dipantau pergerakan harga-harganya oleh BPS, sebanyak 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual, yakni sebesar 1,05 persen dan terendah di Surakarta dan Cilegon, yaitu masing-masing 0,01 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi Palu yang mencapai 1,31 persen, sedangkan yang terendah terjadi di Palopo sebesar 0,01 persen.
Adapun kelompok pengeluaran yang menyumbang terjadinya inflasi adalah makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,28 persen. Lalu diikuti kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,18 persen; lalu sandang 0,18 persen, kesehatan 0,21 persen; serta kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,16 persen. Sedangkan yang menyumbang deflasi adalah bahan makanan sebesar 0,45 persen dan transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen.