Aktivitas ekonomi domestik yang mendorong peningkatan investasi serta permintaan impor membuat neraca transaksi berjalan Indonesia selalu mencatat defisit sejak triwulan IV 2011. Di sisi lain, kinerja ekspor belum mampu menunjukkan pertumbuhan seperti yang diharapkan.
Berdasarkan data Bank Indonesia defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2018 mengalami kenaikan menjadi US$ 8 miliar (3% terhadap PDB) dibanding triwulan sebelumnya hanya US$ 5,7 miliar (2,2% terhadap PDB). Defisit dalam tiga bulan kedua tahun ini merupakan yang terdalam sejak triwulan IV 2014. Sehingga pada semester I 2018 neraca transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit US$ 13,7 miliar (2,6% terhadap PDB).
Peningkatan defisit transaksi berjalan dipengaruhi oleh turunnya surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah meningkatnya defisit neraca perdagangan migas. Naiknya impor bahan baku dan barang modal sebagai dampak dari kegiatan produksi dan investasi yang diikuti dengan turunnya ekspor nonmigas membuat defisit transaksi pembayaran meningkat pada triwulan kemarin.