APBN RI Cetak Defisit Rp371,5 Triliun pada September 2025

Ekonomi & Makro

Lite

Nabilah Muhamad 15/10/2025 10:09 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Kementerian Keuangan melaporkan, APBN Indonesia mencetak surplus sebesar Rp371,5 triliun pada September 2025. Ini didorong oleh belanja negara yang lebih besar dari penerimaan negara.

Realisasi APBN Indonesia per Januari-September (2024-2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

APBN RI Cetak Defisit Rp371,5 Triliun pada September 2025

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Realisasi APBN Indonesia per Januari-September (2024-2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia sampai September 2025 tercatat defisit Rp371,5 triliun, setara 1,56% dari produk domestik bruto (PDB).

Defisit APBN periode ini melonjak 52,75% dibanding posisi defisit September tahun lalu (year-on-year/yoy), yang nilainya Rp243,2 triliun atau 1,10% dari PDB.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, pelebaran defisit ini terjadi karena realisasi belanja negara yang lebih besar dari penerimaan negara.

Sampai akhir September 2025, pendapatan negara sebesar Rp1.863,3 triliun atau turun 7,2% secara tahunan (yoy).

"Tekanan ini terutama bersumber dari penurunan harga komoditas global yang mempengaruhi penerimaan perpajakan, khususnya di sektor migas dan tambang," kata Menteri Keuangan Yudhi Purbaya Sadewa dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (14/10/2025).

Sementara, realisasi belanja negara lebih besar yaitu mencapai Rp2.234,8 triliun, turun tipis 0,8% dari September 2024 (yoy).

"Efektivitas belanja didorong oleh pelaksanaan program prioritas, bansos, dan belanja modal infrastruktur," kata Purbaya.

Dengan begitu, keseimbangan primer atau total pendapatan dikurangi belanja negara tanpa menghitung belanja bunga utang mencetak surplus Rp18 triliun.

(Baca: Penerimaan Pajak Bersih RI Ambruk 5,1% pada Agustus 2025)

Editor : Erlina Fury Santika