Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mencatatkan surplus Rp22,8 triliun sejak awal tahun sampai 15 Maret 2024.
Nilai itu setara dengan 0,1% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Meski masih positif, nilai surplus APBN tersebut menyusut jauh dibanding posisi 15 Maret 2023 yang mencapai Rp122,9 triliun.
"Surplus tahun ini lebih rendah dibandingkan surplus tahun sebelumnya," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers online di akun YouTube Kemenkeu, Senin (25/3/2024).
Penyusutan surplus APBN disebabkan oleh realisasi pendapatan negara yang menurun, sedangkan belanja negara tumbuh pesat.
Sri Mulyani mengatakan, realisasi pendapatan negara per 15 Maret 2024 mencapai Rp493,2 triliun, setara 17,6% dari target tahun ini yang sebesar Rp2.802,3 triliun.
Capaian tersebut terkontraksi 5,4% dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Sementara, realisasi belanja negara per 15 Maret 2024 mencapai Rp470,3 triliun, setara dengan 14,1% dari pagu anggaran tahun ini sebesar Rp3.325,1 triliun.
Berbeda dengan pendapatan yang terkoreksi, realisasi belanja negara justru meningkat 18,1% (yoy).
(Baca: APBN RI Surplus Rp31,3 Triliun pada Januari 2024)