Aktivitas manufaktur enam negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN 6) kehilangan momentum pertumbuhan pada Mei 2017 setelah mencatat penurunan untuk pertama kalinya sepanjang 2017. Dari enam negara ASEAN, hanya Filipina yang indeks manufaktur (Purchasing Manager’s Index/PMI) nya naik. Alhasil, indeks PMI ASEAN turun ke posisi 50,5 pada Mei 2017 dibanding bulan sebelumnya 50,9.
Melambatnya pertumbuhan produksi dan permintaan baru dalam tiga bulan terakhir membuat kegiatan manufaktur ASEAN turun untuk pertama kali pada tahun ini. Ekonom IHS Markit, Bernard Aw mengatakan setelah mencatat kinerja yang bagus di awal triwulan II (April) 2017, aktivitas manufaktur ASEAN mengalami penurunan. Melambatnya permintaan domestik membuat pertumbuhan manufaktur lima negara ASEAN mengalami penurunan. Bahkan aktivitas tiga negara, yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura mengalami kontraksi.
Indeks manufaktur PMI adalah indikator untuk mengukur perkembangan perekonomian dari sektor industri dari sisi manajer pembelian. Angka indek di atas 50 mengindikasikan adanya ekspansi dan di bawah 50 mengindikasikan kontraksi.