Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai produk domestik bruto (PDB) harga konstan Indonesia pada kuartal III 2025 mencapai Rp3.444,8 triliun, meningkat 5,04% dibanding kuartal III tahun lalu (year-on-year/yoy).
Dengan demikian, Indonesia dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi 5,04% (yoy) pada kuartal III 2025.
Lajunya melambat dibanding pertumbuhan pada kuartal II 2025 yang mencapai 5,12% (yoy), seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Proyeksi Ekonomi RI 2025 Melambat, Seiring Melemahnya Negara Mitra)
Jika dilihat dari lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi paling tinggi periode ini terjadi di sektor jasa pendidikan.
Sedangkan sektor pertambangan menjadi satu-satunya lapangan usaha dengan pertumbuhan negatif—atau dengan kata lain, nilai PDB harga konstannya berkurang dibanding kuartal III tahun lalu.
Berikut rincian pertumbuhan ekonomi Indonesia per lapangan usaha pada kuartal III 2025, diurutkan dari yang tertinggi:
- Jasa pendidikan: 10,59% (yoy)
- Jasa perusahaan: 9,94% (yoy)
- Jasa lainnya: 9,92% (yoy)
- Informasi dan komunikasi: 9,65% (yoy)
- Transportasi dan pergudangan: 8,62% (yoy)
- Penyediaan akomodasi dan makan-minum: 8,41% (yoy)
- Jasa kesehatan dan kegiatan sosial: 6,83% (yoy)
- Industri pengolahan: 5,54% (yoy)
- Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor: 5,49% (yoy)
- Pertanian, kehutanan, dan perikanan: 4,93% (yoy)
- Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib: 4,33% (yoy)
- Konstruksi: 4,21% (yoy)
- Real estat: 3,95% (yoy)
- Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang: 3,32% (yoy)
- Pengadaan listrik dan gas: 2,86% (yoy)
- Jasa keuangan dan asuransi: 0,77% (yoy)
- Pertambangan dan penggalian: -1,98% (yoy)
Kemudian jika dilihat dari kelompok pengeluaran, pertumbuhan paling tinggi terjadi dalam ekspor barang dan jasa.
Sedangkan impor mengalami pertumbuhan terendah, tapi tetap positif.
Berikut rincian pertumbuhan ekonomi Indonesia per kelompok pengeluaran pada kuartal III 2025, diurutkan dari yang tertinggi:
- Ekspor barang dan jasa: 9,91% (yoy)
- Pengeluaran konsumsi pemerintah: 5,49% (yoy)
- Pembentukan modal tetap bruto: 5,04% (yoy)
- Pengeluaran konsumsi rumah tangga: 4,89% (yoy)
- Pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT): 4,28% (yoy)
- Impor barang dan jasa: 1,18% (yoy)
(Baca: IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 100 Negara Melambat pada 2025)