Survei JakPat menunjukkan, mayoritas atau 95% dari total responden mengaku lebih suka beli produk lokal.
Berdasarkan alasannya, 72% memilih produk dalam negeri karena harganya lebih murah. Disusul alasan bangga dengan produk lokal dan kemudahan dalam mengaksesnya, yang masing-masing dinyatakan oleh 56% responden.
"Faktor emosional dan praktis juga berpengaruh, seperti kebanggaan terhadap produk dalam negeri dan kemudahan akses," tulis JakPat dalam laporan Local Product Shopping Behavior in Indonesia.
Alasan berikutnya untuk mendukung UMKM lokal (50%), mendorong penciptaan lapangan kerja baru (37%), kualitas produk kompetitif (35%), dan dinilai relevan dengan pasar domestik.
Ada pula yang lebih pilih produk Indonesia karena produknya ramah lingkungan (22%), mengurangi risiko impor (21%), dan penawaran unik (21%).
Survei ini turut menyigi tempat yang paling umum untuk belanja produk lokal. Hasilnya, e-commerce mendapatkan persentase tertinggi dengan 68%. Disusul minimarket (47%), warung (39%), dan toko (37%).
"Hal ini mencerminkan kebiasaan belanja hybrid, menggabungkan kemudahan digital dengan kenyamanan fisik," tulis JakPat.
Survei Jakpat ini melibatkan 1.394 responden, lalu dikerucutkan menjadi 1.326 responden yang mengaku sebagai konsumen produk lokal. Secara total, responden terdiri atas 52% laki-laki dan 48% perempuan.
Responden berada di Pulau Jawa non-Jabodetabek (49%), Jabodetabek (36%), dan luar Pulau Jawa (15%). Responden berasal dari generasi milenial (29-44 tahun) sebanyak 43%, gen Z (usia 15-28 tahun) 43%, dan gen x (40-50 tahun) 14%,
Survei digelar secara online melalui aplikasi Jakpat pada 24-25 Juli 2025 dengan margin error di bawah 5%.
(Baca: Perbandingan Produk Lokal dan Impor yang Dibeli Ibu-Ibu pada 2024)