Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia selalu mengalami defisit dalam sedekade terakhir, karena nilai belanja negara selalu lebih besar dari pendapatannya.
Untuk menutup defisit APBN, setiap tahun pemerintah melakukan pembiayaan utang, yakni dengan menarik pinjaman dari dalam maupun luar negeri.
Berdasarkan Nota Keuangan APBN 2025, pembiayaan utang untuk kebutuhan APBN tahun ini mencapai Rp775,9 triliun.
Nilainya meningkat 40% dibanding outlook pembiayaan utang untuk APBN 2024, serta mencapai level tertinggi sejak 2022 seperti terlihat pada grafik.
Pemerintah menyatakan akan terus berupaya mengelola utang negara dalam batas aman.
"Pembiayaan utang dikelola dengan mengutamakan pembiayaan innovative, prudent, dan sustainable dalam mendukung percepatan transformasi ekonomi inklusif dan berkelanjutan," demikian dikutip dari Nota Keuangan APBN 2025.
"Searah dengan kebijakan tersebut, salah satunya diupayakan dengan mengutamakan sumber pembiayaan utang dalam negeri, dan memanfaatkan sumber pembiayaan utang luar negeri sebagai pelengkap," lanjutnya.
(Baca: APBN Indonesia Selalu Defisit 10 Tahun Terakhir)